Senin, 18 Maret 2013

FANFICT - THE NAME I LOVED (PART 1)

Judul : The Name I Loved

Author : Nindy Audia Nadira (@nindyaudia)

Main Cast :
- Shin Sung Ra (reader)
- Lee Jinki

Support Cast :
- Shin Minho (Choi Minho)
- Kim Hyoyeon

Genre : Romance

Rating : General

NB : Fanfict ini original dari pemikiran otak saya. Sedangkan tokoh adalah milik keluarga, agensi dan Tuhan YME. No copast! If you dare, please with credit ^^

-START-

Aku bukan seseorang yang biasa bertingkah cuek. Terutama di hadapannya. Tapi kali ini aku harus melakukannya. Agar dia tahu, aku baik-baik saja. Agar dia tidak merasa bersalah. Agar dia bisa bahagia. Aku tidak ingin dan tidak akan menjadi beban pikirannya. Karena walaupun aku menyayanginya, lebih dari diriku sendiri, aku tidak akan bisa memilikinya.

~~~~~

[Sung Ra POV]

"Sung Ra-ya!", teriaknya ketika dia sampai di pintu kelas kami. "Ya! Kau tidak harus memanggilku seperti itu, kau tahu? Seperti Tarzan...", ucapku sambil tertawa kecil. Dia berlari kecil dan seketika mengacak rambutku ketika berada tepat di sebelahku. Lalu dia tersenyum. "Jinki-ya, kenapa kau tersenyum seperti itu?", tanyaku penasaran. "Tebak?", jawabnya. "Ah, aku tebak. Pasti kau kemaren berhasil mengajak Hyoyeon eonni pergi?", tebakku asal. Dia menggeleng sambil terus tersenyum. "Lalu?", tanyaku. "Aku jadian dengannya!", ucapnya sambil mencubiti pipiku. Lagi-lagi seperti ini...

"Ya! Kau bahkan tidak terlihat bahagia mendengarnya!", ucapnya cemberut. "Bodoh, tentu saja aku bahagia!", ucapku lalu memukul kepalanya.

~~~~~

"Chingu-ya...", panggil Jinki sambil mengetuk kepalaku dengan pensil yang ada di tangannya. "Apa?", tanyaku. "Aku lapar...", ucapnya. "Lalu?", tanyaku lagi. "Masakkan aku sesuatu, ayam goreng misalnya...", ucapnya dengan wajah memelas. "Lebih baik aku memasak Jinki goreng, bagaimana?", ucapku tersenyum nakal. Matanya yang sipit itu seketika melebar. "Ya! Kau ini horor sekali! Pantas saja tidak ada yang mau!", ucapnya lalu memukul kepalaku dengan buku. Aku lalu membalasnya dengan tumpukan buku yang lebih banyak. Enak saja mengejekku seperti itu!

Aku lalu beranjak dari ruang tamu ke dapur dan mulai memasak. "Ya! Kau ini sangat menuruti Jinki, kau bahkan tidak pernah masak untukku!", tiba-tiba terdengar suara Minho Oppa. "Kau seharusnya mengatakan perasaanmu padanya!", ucap Minho Oppa lagi. Segera kubekap mulutnya, bisa jadi masalah kalau Jinki mendengarnya! "Tanganmu bau bawang, dasar adik bodoh!", ucap Minho Oppa lalu memukul kepalaku.

~~~~~

[Jinki POV]

Ah, ini semua benar-benar tidak berguna! Buat apa aku repot-repot menjadikan Hyoyeon noona pacarku? Dia bahkan tidak terlihat terganggu sama sekali dengan itu! Ini semua membuatku frustasi! Sung Ra-ya, apa kau sebodoh itu?

~~~~~

[Sung Ra POV]

"Oppa, aku mohon padamu, aku tidak ingin dia mengetahuinya, aku mohon. Dia sudah punya Hyoyeon eonni!", ucapku berbisik. " Lalu? Aku bahkan tidak yakin mereka saling menyukai!", ucap Oppa. "Sudahlah Oppa, sekarang bantu aku memasak!", pintaku sedikit memaksa. "Aku tidak mau!", jawabnya lalu mencibir dan pergi begitu saja. Aku memang sial.

~~~~~

"Jinki-ya, kau mau kemana?", tanyaku begitu melihat Jinki yang berlari keluar kelas. "Aku mau menjemput Hyoyeon noona!", teriaknya dari luar kelas. Aku langsung lemas. Dia bahkan tak pernah menjemputku sejak pertama kali saling kenal.

Namun tiba-tiba Jinki kembali berada di hadapanku. Aku memandangnya heran. "Boleh pinjam uang? Aku lupa meminta uang jajan...", ucapnya memelas. Astaga jangan gunakan ekspresi itu!

Aku ini terlalu lemah pada Jinki, dengan begitu mudahnya aku memberikan beberapa lembar uang yang ada didalam dompetku. "Gomawo...", ucapnya lalu mencubiti pipiku lalu menghilang begitu saja dari balik pintu kelas kami.

Jinki-ya... Aku bahkan tidak pernah bisa menolakmu. Apa terlalu sulit bagimu untuk menyadarinya?

~~~~~

[Jinki POV]

내가 사랑했던 그 이름
불러보려 나갈수록 너무 멀어졌던
그 이름 이젠 적어놓고 나 울먹여
내 안에 숨고 싶어져
널 사랑할 수밖에 없었던
그 나를 이젠 알아줘요
이룰 수 없는 사랑도 사랑이니까

"Aku sangat menyukai lagu ini...", ucapnya sambil tersenyum. Senyumnya itu, satu-satunya senyum yang mencerahkan langitku. "Aku juga... Kadang lagu ini seperti perasaanku...", jawabku pelan lalu menyandarkan tubuhku pada pohon yang sejak tadi menjadi tempat berteduh kami. Ia tidak menjawab. Aku memalingkan wajahku padanya.

Astaga, bisa-bisanya kau tertidur disini!

Tiba-tiba saja ia bersandar di bahuku. Aku menatapnya dan mengusap kepalanya. Apa yang harus kulakukan agar kau menyukaiku?

~~~~~

[Sung Ra POV]

Aku terbangun. Pohon ini empuk sekali! Lain kali aku akan tidur siang disini lagi!

Ah, Jinki pasti sudah pergi. Aku lalu memalingkan wajahku.

"Aaa...!!!", teriakku kaget. "Ya! Kau mau aku tuli?", ucap seseorang yang ternyata dari tadi menjadi sandaranku. Ah iya, pohon tidak mungkin seempuk ini!

"Maafkan aku Jinki-ya... Aku kira kau sudah pergi...", ucapku dengan wajah tertunduk. "Bagaimana bisa aku pergi kalau badanmu yang berat itu menahanku?", jawabnya lalu memukul kepalaku.

~~~~~

[Jinki POV]

Ah, dia pasti akan bangun sebentar lagi. Lihatlah, ia menggeliat seperti cacing.

Ia mengangkat kepalanya. Ah mana buku? Aku harus pura-pura membaca!

Ia memalingkan wajahnya padaku. Dan...

"Aaa...!!!", teriaknya melengking tepat di telingaku. "Ya! Kau mau aku tuli?", ucapku kaget. Dia menatapku polos.

"Maafkan aku Jinki-ya... Aku kira kau sudah pergi...", ucapnya dengan wajah tertunduk. "Bagaimana bisa aku pergi kalau badanmu yang berat itu menahanku?", jawabku lalu memukul kepalanya.

Dasar bodoh. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendiri disini!

Dia hanya diam.

"Sung Ra-ya...", panggilku. "Ya?", jawabnya. "Hyoyeon noona... Aku sudah putus...", ucapku. Dia mengangkat kepalanya dan jelas sekali terlihat perasaan kaget dari wajahnya. "Apa?", tanyanya. Ya! Kau ini...

"Kami sudah putus!", ucapku lagi dengan penuh kesabaran. Dia terdiam.

"Kau... Aku hampir saja benar-benar percaya! Kau sangat hebat dalam berbohong!", ucapnya lalu tertawa.

Aku memukul kepalanya lagi. "AKU SERIUS!", ucapku kesal. "Benarkah?", tanyanya dengan ekspresi tidak percaya. Aku memasang wajah cemberut seketika itu juga.

"Baiklah... Baiklah... Maaf... Bagaimana bisa?", tanyanya lagi. "Aku tidak mau cerita!", ucapku kesal. "Jinki-ya... Aku mohon!", ucapnya dengan wajah merengek. Lucu sekali.

Aku mencubit pipinya dengan gemas. "Baiklah! Kami berakhir karena tidak cocok. Oke?", jawabku. Ia hanya mencibir. Sebaiknya dia tidak mengetahuinya.

~~~~~

[Sung Ra POV]

"Hyoyeon noona... Aku sudah putus...", kalimat itu terus terngiang di kepalaku. Secepat itu? Ini bahkan belum sampai tiga bulan. Apa Hyoyeon eonni selingkuh? Ah, itu tidak mungkin. Hyoyeon eonni adalah orang yang sangat setia. Aku sangat tahu itu. Lalu apa?

~~~~~

"Ya! Kalau kau terus memukul kepalaku seperti itu dan suatu saat aku gegar otak, kau sudah pasti menjadi tersangka utamanya!", ucapku setengah berteriak. "Kenapa kau tidak mendengarku? Aku memanggilmu!", ucapnya setengah berteriak. "Aku tidak mau bicara, kau tahu kalau guru kita ini sangat killer, kan?", ucapku.

Pluk! Sebuah kapur mendarat dengan sukses di keningku. "Shin Sung Ra, Lee Jinki, keluar! Kalian kira ini tempat kencan?", ucap Jung Soo seonsaengnim, guru paling killer di sekolah ini pada kami. Ah sial. Dasar Jinki, ini semua gara-gara kau!

Aku segera bangkit dari kursi dan beranjak keluar kelas diikuti dengan Jinki.

"Ya! Kau... Ini semua gara-gara kau!", ucapku lalu memukul kepalanya. "Kau tidak mau bicara denganku! Apa kau marah padaku?", tanyanya.

"Kau berbohong padaku!", ucapku. "Untuk apa?", tanyanya bingung. "Kau tidak mungkin putus hanya karena tidak cocok, aku yakin kau berbohong padaku!", ucapku lagi. "Lalu apa maumu?", tanyanya lemah. "Ceritakan padaku yang sebenarnya!", ucapku tegas. Seketika is terdiam.

"Aku mencintai orang lain...".

-To Be Continued-

1 komentar:

  1. Aih malu deh kalo ada temen yang baca >///<
    Gimanaaa? Pasti gaje kan >///<

    BalasHapus